Mantan striker timnas Inggris dan legenda Manchester United, Wayne Rooney, menilai Mohamed Salah menunjukkan penurunan etos kerja dalam beberapa laga terakhir Liverpool. Kritik itu muncul setelah The Reds menelan tiga kekalahan beruntun di semua kompetisi. Salah satunya saat kalah 1–2 dari Chelsea akhir pekan lalu.
Menurut Rooney, performa Salah yang menurun membuat sisi kanan pertahanan Liverpool mudah diserang lawan. Meski dikenal sebagai pencetak gol ulung, Salah kini dinilai kurang membantu rekan setimnya ketika tim berada di bawah tekanan.
“Kita tahu Salah tidak selalu turun membantu bertahan. Tapi dalam laga melawan Chelsea, bek sayap di sisinya benar-benar kesulitan, dan dia hanya melihat,” ujar Rooney dalam program The Wayne Rooney Show di BBC Sounds.
Rooney menambahkan, ketika tim sedang menang, hal itu masih bisa dimaklumi. Namun, saat performa menurun, sikap pasif Salah jadi sorotan besar.
Liverpool dalam Tren Menurun
Kekalahan dari Chelsea memperpanjang catatan buruk Liverpool. Mereka kini sudah tiga kali kalah beruntun di Premier League dan Liga Champions. Kondisi ini membuat posisi mereka di klasemen sementara turun, sementara Arsenal merebut puncak setelah menang atas West Ham United.
Musim lalu, Salah tampil luar biasa. Ia menjadi top skor Premier League dan membawa Liverpool meraih gelar juara dengan dominasi penuh. Namun musim ini, performanya menurun tajam. Ia baru mencetak dua gol di liga — satu dari open play dan satu melalui penalti.
Bagi Rooney, ketergantungan Liverpool pada produktivitas Salah kini menjadi masalah. Saat Salah tidak mencetak gol, perhatian publik tertuju pada aspek lain dalam permainannya, seperti kontribusi bertahan dan kerja sama tim.
Usulan dari Wayne Rooney
Rooney menyarankan pelatih Liverpool, Arne Slot, untuk mulai mempertimbangkan perubahan posisi bagi Salah. Dengan usia yang kini 33 tahun, menurutnya Salah mungkin tak lagi sekuat dulu dalam menekan dan bertahan di sisi sayap.
“Mungkin Slot bisa mencoba memindahkan Salah sedikit ke tengah dan menempatkan Florian Wirtz di sisi kanan,” kata Rooney.
Dengan begitu, Liverpool bisa menjaga keseimbangan di lini sayap. Sementara itu, Salah tetap fokus mencetak gol di area berbahaya.
Rooney menambahkan, langkah seperti ini bukan hal baru. Ia mencontohkan bagaimana Sir Alex Ferguson dulu menangani Cristiano Ronaldo di Manchester United. Saat Ronaldo mulai jarang turun membantu pertahanan, Ferguson memindahkannya ke posisi lebih sentral agar keseimbangan tim tetap terjaga.
“Ferguson tahu Ronaldo selalu punya peluang mencetak gol. Jadi dia memindahkannya ke tengah, menjaga keseimbangan tanpa kehilangan daya serang,” jelas Rooney.
Tantangan Arne Slot di Musim Pertama
Musim ini menjadi tahun pertama Arne Slot menangani Liverpool setelah menggantikan Jurgen Klopp. Meski sempat tampil menjanjikan di awal musim, kini The Reds kehilangan konsistensi. Masalah utama terlihat pada koordinasi pertahanan dan transisi.
Slot dikenal menekankan penguasaan bola dan pergerakan cepat. Namun, sistem baru ini masih butuh waktu agar pemain beradaptasi. Beberapa pengamat menilai koordinasi antara Salah dan bek kanan, seperti Jeremie Frimpong atau Conor Bradley, belum berjalan sempurna.
Kelemahan di sisi kanan sering dimanfaatkan lawan. Chelsea, misalnya, mencetak gol kemenangan melalui serangan dari area tersebut.
Evaluasi untuk Liverpool
Pernyataan Rooney memperkuat pandangan banyak pengamat bahwa Liverpool sedang dalam masa transisi. Dengan pemain baru dan gaya main berbeda dari era Klopp, proses adaptasi ini memang memerlukan waktu.
Meski begitu, Liverpool masih berada di jalur persaingan gelar. Mereka hanya tertinggal satu poin dari Arsenal. Situasi ini belum terlalu kritis, tetapi perlu segera diperbaiki.
Jika ingin kembali dominan seperti musim lalu, Slot harus menemukan keseimbangan antara kreativitas menyerang dan kedisiplinan bertahan. Salah satu kuncinya adalah bagaimana mengoptimalkan peran Salah agar tetap tajam tanpa mengorbankan stabilitas tim.
Kritik Wayne Rooney bukan semata soal individu. Ini adalah refleksi dari tantangan besar yang dihadapi Liverpool di bawah pelatih baru. Salah tetap menjadi ikon dan pencetak gol utama. Namun kini ia dituntut menyesuaikan diri dengan kebutuhan taktik baru yang menuntut keseimbangan di setiap lini.
Dengan pengalaman dan mental juara yang dimilikinya, publik Anfield berharap Salah segera kembali ke performa terbaik. Tidak hanya sebagai pencetak gol, tetapi juga sebagai pemimpin di lapangan.
Belum ada komentar