Ryan Giggs lahir di Cardiff, Wales. Ia dikenal sebagai salah satu pemain paling berpengaruh dalam sejarah Manchester United. Namun, perjalanan kariernya di Old Trafford hampir tidak terjadi tanpa campur tangan Sir Alex Ferguson.
Saat remaja, Giggs bergabung dengan Manchester City School of Excellence. Pada ulang tahunnya yang ke-14, Ferguson datang langsung ke rumahnya. Kunjungan itu membuat Giggs memilih bergabung dengan klub impiannya, Manchester United.
Ryan menandatangani kontrak profesional pada November 1990. Ia debut melawan Everton pada 2 Maret 1991 dan mencetak gol pertamanya saat menang 1-0 atas Manchester City. Gol itu menjadi awal perjalanan gemilangnya bersama The Red Devils.
Langkah Menuju Kejayaan
Trofi pertama Giggs datang pada 1991, ketika United mengalahkan Red Star Belgrade di European Super Cup. Tahun berikutnya, ia membantu tim menjuarai Piala Liga dan meraih penghargaan PFA Young Player of the Year. Ia kembali meraih penghargaan yang sama setahun kemudian.
Puncak awal kariernya tiba pada 1993, ketika United menjuarai Premier League pertama dalam sejarah klub. Giggs menjadi bagian penting dalam dua tim pemenang “Double” — kombinasi Premier League dan FA Cup — pada 1993/94 dan 1995/96.
Pencapaian dan Momen Ikonik
Musim 1998/99 menjadi tonggak sejarah. Giggs membantu Manchester United memenangkan Treble Winners — Premier League, FA Cup, dan Liga Champions.
Gol solo menakjubkannya ke gawang Arsenal di semifinal FA Cup menjadi salah satu yang terbaik sepanjang masa.
Pada 2001, Giggs merayakan sepuluh tahun kariernya di Old Trafford dengan laga testimonial melawan Celtic. Ia mencetak gol ke-100 pada 2002 dan memecahkan rekor Sir Bobby Charlton pada 2007 dengan penampilan ke-759.
Tahun itu pula, ia membantu United memenangkan Liga Champions di Moskow — trofi Eropa keduanya.
Rekor dan Loyalitas Tanpa Tanding
Selama lebih dari dua dekade, Ryan Giggs tampil dalam 963 pertandingan untuk Manchester United. Angka itu menjadikannya pemain dengan jumlah penampilan terbanyak sepanjang sejarah klub. Rekor tersebut hampir mustahil dipecahkan di era modern, ketika loyalitas pemain semakin langka.
Giggs juga mencatat 12 gelar Premier League, lebih banyak dari sebagian besar klub di Inggris. Ia menorehkan lebih dari 160 gol dan ratusan assist, menjadikannya kreator peluang luar biasa di Premier League.
Transformasi dan Kecerdasan Taktis
Seiring usia bertambah, Giggs mengubah perannya. Dari winger eksplosif, ia menjadi gelandang berpengalaman dengan visi tajam. Meski kecepatan berkurang, kualitas umpannya tetap luar biasa.
Pada 2009, ia meraih PFA Player of the Year, 18 tahun setelah penghargaan pemain muda. Di tahun yang sama, ia dinobatkan sebagai BBC Sports Personality of the Year. Penghargaan itu menjadi bukti pengakuan atas kontribusinya bagi sepak bola Inggris.
Akhir Karier yang Elegan
Musim 2013/14 menjadi bab terakhir kariernya sebagai pemain. Saat itu, Giggs bekerja di bawah pelatih baru David Moyes sebagai staf pelatih, sambil tetap bermain.
Setelah Moyes diberhentikan, ia dipercaya menjadi manajer sementara untuk empat pertandingan terakhir musim itu.
Pada Mei 2014, Giggs resmi pensiun dan diangkat menjadi asisten manajer Louis van Gaal. Ia juga menerima Lifetime Achievement Award dari Manchester United. Penghargaan itu disertai ucapan hormat dari legenda seperti Pele, Cristiano Ronaldo, dan Alessandro Del Piero.
Warisan Seorang Legenda
Ryan Giggs bukan hanya legenda Manchester United, tetapi juga simbol loyalitas dan profesionalisme sejati. Selama 24 tahun kariernya di Old Trafford, ia tidak pernah bermain untuk klub lain. Sebuah bukti cinta sejati pada satu lambang — Manchester United.
Warisan Giggs tidak diukur hanya lewat trofi atau rekor. Ia dikenang karena semangat, ketekunan, dan etos kerja yang luar biasa. Namanya akan selalu hidup di hati para penggemar Manchester United dan pencinta sepak bola di seluruh dunia.
Belum ada komentar