Liverpool berhasil meraih kemenangan penting atas Everton dalam Derby Merseyside di Anfield. Namun, di balik skor akhir yang menguntungkan The Reds, terselip kekhawatiran lama: masalah konsistensi dan kerentanan lini pertahanan.
Pelatih Arne Slot boleh lega dengan hasil 2-1 ini, tetapi laga tersebut kembali menunjukkan bahwa tim juara bertahan masih menyimpan pekerjaan rumah besar.
Sorak sorai di Anfield usai peluit panjang terdengar bukan hanya sebagai perayaan, melainkan juga sebuah napas lega. Para pendukung menyadari, Liverpool masih kerap kehilangan kendali meski sudah unggul dua gol terlebih dahulu.
Masalah Defensif yang Kembali Terulang
Statistik menunjukkan bahwa Liverpool sebenarnya dominan di babak pertama. Trio lini tengah Alexis Mac Allister, Dominik Szoboszlai, dan Ryan Gravenberch tampil solid, bahkan sang pemain Belanda berhasil mencetak gol pembuka dengan kualitas individu menawan. Namun, begitu Everton meningkatkan tempo permainan di babak kedua, masalah familiar kembali muncul.
Everton mencatat 16 tekel dan 7 intersep di babak kedua, jauh lebih tinggi dibandingkan babak pertama. Kondisi ini membuat lini pertahanan Liverpool goyah. Gol balasan Idrissa Gueye berawal dari kesalahan full-back, pola yang sudah terlalu sering terjadi musim ini.
Ryan Gravenberch, Bintang Derby Merseyside
Di tengah catatan negatif tersebut, satu nama yang patut disorot adalah Ryan Gravenberch. Pemain muda asal Belanda itu bukan hanya mencetak gol pembuka, tetapi juga mencatatkan assist dalam skema gol kedua Liverpool. Catatan ini membuatnya menjadi pemain termuda Liverpool yang mampu mencetak gol dan assist dalam satu laga Derby Merseyside di Premier League.
Penampilannya yang penuh percaya diri memberi warna baru di lini tengah, serta memperlihatkan potensi besar Gravenberch untuk menjadi motor serangan Liverpool di musim 2024/25.
Arne Slot: Momentum Bisa Mengubah Segalanya
Seusai pertandingan, pelatih Arne Slot menekankan pentingnya menjaga fokus sepanjang laga. Menurutnya, gol balasan lawan kerap muncul karena kelengahan di momen krusial.
“Kami mengendalikan permainan dengan baik, tetapi ada momen yang tidak kami kelola dengan benar. Momentum bisa mengubah pertandingan kapan saja, meskipun kami bermain dominan,” ujar Slot.
Slot menyebut contoh serupa saat menghadapi Bournemouth, Newcastle, hingga Atletico Madrid. Baginya, Liverpool harus belajar lebih keras dalam mengantisipasi detail kecil agar tidak terus-menerus kehilangan kendali.
Rekor Buruk Moyes di Anfield Berlanjut
Bagi Everton, hasil ini menambah panjang catatan buruk David Moyes yang masih belum pernah menang dalam 21 laga Premier League di Anfield. Statistik tersebut menjadi rekor terburuk seorang manajer di satu stadion liga.
Meski begitu, ada sisi positif untuk The Toffees. Jack Grealish kembali tampil impresif dengan menciptakan empat peluang, sehingga total sudah 13 peluang ia ciptakan musim ini — terbanyak kedua di Premier League. Everton juga menunjukkan determinasi lebih baik di babak kedua, meski kurang tajam dalam penyelesaian akhir.
Moyes mengakui kelemahan taktik timnya di babak pertama, tetapi memuji semangat anak asuhnya setelah jeda.
“Kami kurang agresif sejak awal. Di babak kedua, kami lebih berani menekan dan itu terlihat jelas. Kami pantas mendapat gol balasan, meski kurang klinis dalam penyelesaian,” ungkap Moyes.
Kesimpulan
Kemenangan ini menambah rekor positif Arne Slot yang sudah membawa Liverpool meraih lima kemenangan beruntun di Premier League musim 2024/25. Namun, catatan defensif tetap menjadi pekerjaan rumah besar yang tidak boleh diabaikan.
Bagi Everton, meski masih sulit meraih kemenangan di Anfield, performa meningkat di babak kedua memberi harapan akan musim yang lebih stabil dibanding tahun lalu.
Pada akhirnya, Derby Merseyside kali ini mempertegas dua hal: Liverpool punya bintang baru dalam diri Ryan Gravenberch, dan mereka tetap harus memperbaiki konsistensi jika ingin mempertahankan gelar juara Liga Inggris.
Belum ada komentar